Selasa, 14 Januari 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya perceraian itu
adalah hal yang di bolehkan tetapi hal tersebut adalah hal yang dibenci olah
Allah SWT. Maka dari itu, sebisa mungkin manusia menghindari perceraian
tersebut. Tetapi apabaila sudan terlanjur bercerai, maka haruslah kita berpikir
kembali tentang apa yang sudah diputuskan karena suami mempunyai hak, yaitu hak
merujuk kepada istri yang sudah terlanjur di ceraikan.
Suatu perkawinan dapat putus dan berakhir karena beberapa hal, yaitu karena terjadi talak yang dijatuhkan kepada suami kepada istrinya, atau karena perceraian yang terjadi antara keduanya, atau karena sebab-sebab lain. Hal-hal yang mengakibatkan putusnya perkawinan akan dijelaskan didalam makalah ini.
Suatu perkawinan dapat putus dan berakhir karena beberapa hal, yaitu karena terjadi talak yang dijatuhkan kepada suami kepada istrinya, atau karena perceraian yang terjadi antara keduanya, atau karena sebab-sebab lain. Hal-hal yang mengakibatkan putusnya perkawinan akan dijelaskan didalam makalah ini.
Namun disetiap perceraian antara suami dan istri ada kata untuk
kembali. Pada dasarnya rujuk
berarti kembali, dan masih bersifat umum maka dari itu dalam pembahasan kali
ini kami akan mencoba membahas atau mengkhususkan arti dari Talak dan rujuk
tersebut ke dalam sebuah pernikahan, kita semua mengetahi bahwa pernikahan itu
ialah sebuah ikatan yang sangat kuat antara laki-laki dan perempuan (mitsaqah
ghalidhon) sebagaimana dalam KHI disebutkan, terlepas dari itu muncul berbagai
permasalahan-permasalahan dalam pernikahan seperti talak, cerai dan rujuk. Dan
untuk menyelesaikannya telah berbagai disiplin ilmu mempelajarinya mulai dari
ilmu perkawinan, UU perkawinan, antropologi keluarga dan fiqih.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang menjadi acuan utama penulisan
makalah ini adalah:
1.
Apa pengertian talak dan rujuk?
2. Pembagian klasifikasi talak?
3. Apakah yang menjadi rukun dan syarat
sahnya talak dan rujuk?
4. Bagaimana hukum talak dan rujuk
dalam pernikahan?
5. Apakah hikmah dari talak dan rujuk?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah:
1. Untuk Mengetahui Pengertian talak
dan rujuk dalam suatu pernikahan.
2. Untuk Mengetahui klasifikasi dari
talak dan rujuk.
3. Untuk Mengetahui rukun dan syarat
sahnya talak dan rujuk dari suatu pernikahan.
4. Untuk mengetahui apa hukum dari
sebuah talak dan rujuk.
5. Dan untuk mengetahui hikmah dari
talak dan rujuk.
D. METODE PENULISAN
Adapun metode penulisan yang dipakai
penulis dalam penyusunan makalah ini adalah dengan menggunakan menggunakan
metode kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan buku – buku yang
direkomendasikan.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun
sistematika penulisan dalam makalah ini adalah:
1. Kata pengantar
2. Abstrak
3. Daftar Isi
4. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode penulisan
E. Sistematika Penulisan
5. BAB II PEMBAHASAN
A. Talak
B. Klasifikasi Talak
C. Rujuk
6. BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
7. DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
TALAK DAN RUJUK
A. Talak
(perceraian)
1. Pengertian
Talak
Talak
secara etimologi adalah melepas ikatan, sedangkan secara terminologi adalah
melepas ikatan perkawinan dengan lafad talak atau yang semakna, atau
menghilangkan ikatan perkawinan dengan seketika atau rentang waktu jarak
tertentu dengan menggunakan lafad tertentu.
Yang dimaksud disini ialah
melepaskan ikatan pernikahan.
Tujuan dari sebuah pernikahan itu
ialah :
1.
Untuk hidup dalam
pergaulan yang sempurna.
2. Suatau
ljalan yang amat mulia untuk mengatur rumah tangga dan keturunan.
3.
Sebagai suatu tali yang
amat teguh guna memperkokoh tali persaudaraan antara kerabat laki-laki (suami)
denagan kerabat perempuan (istri)
Dalam rumah tangga selalu
perselisihan antara suami dan istri sehingga menimbulkan permusuhan, menanam
bibit kebencian antara keduanya atau terhadap kaum kerabat mereka , sehingga
tidak ada jalan lain, sedangkan ikhtiar untuk perdamaian tidak dapat di sambung
lagi, maka talak (perceraian)itulah jalan satu-satunya yang menjadi pemisah
antara mereka; sebab menurut asalnya
hukum talak it makruh hukum adanya, berdasarkan
hadis nabi Muhammad saw berikut ini:
Yang artinya: “Dari Ibnu Umar. Ia
berkata bahwa Rasullullh saw, telah bersabda sesuatu hal yang amat di benci
Allha ialah talak.” ( HR. Abu Dawud dan Ibnu majah)
2. Hukum
talak
Hukum talak ada 4 yaitu
sebagai berikut :
(1) Wajib
a. Jika
perbalahan suami isteri tidak dapat didamaikan lagi
b. Dua
orang wakil daripada pihak suami dan isteri gagal membuat kata sepakat untuk
perdamaian rumahtangga mereka
c. Apabila
pihak kadi berpendapat bahawa talak adalah lebih baik.
d. Jika
tidak diceraikan keadaan sedemikian, maka berdosalah suami.
(2) Haram
a. Menceraikan
isteri ketika sedang haid atau nifas.
b. Ketika
keadaan suci yang telah disetubuhi.
c. Ketika
suami sedang sakit yang bertujuan menghalang isterinya daripada menuntut harta
pusakanya.
d. Menceraikan
isterinya dengan talak tiga sekali gus atau talak satu tetapi disebut berulang
kali sehingga cukup tiga kali atau lebih.
(3) Sunat
a. Suami
tidak mampu menanggung nafkah isterinya.
b. Isterinya
tidak menjaga maruah dirinya.
(4) Makruh
Suami
menjatuhkan talak kepada isterinya yang baik, berakhlak mulia dan mempunyai
pengetahuan agama.
3.
Rukun Talak
·
Suami'''
(a)
Berakal
(b)
Baligh
(c)
Dengan kerelaan sendiri <br>
·
Isteri
(a)
Akad nikah sah
(b)
Belum diceraikan dengan talak tiga
oleh suaminya
·
Lafaz
(a)
Ucapan yang jelas menyatakan
penceraiannya
(b) Dengan sengaja dan bukan paksaaan
B.
Klasifikasi Talak
1. Talak
dilihat dari Segi Lafadz
Talak ditinjau dari segi lafadz
terbagi menjadi talak sharih (yang dinyatakan secara tegas) dan talak kinayah (dengan sindiran).
a. Talak sharih
Talak
sharih ialah talak yang difahami dari makna perkataan ketika diharapkan,
dan tidak mengandung kemungkinan makna yang lain. Misalnya, ”Engkau telah
tertalak dan dijatuhi talak”. Dan semua kalimat yang berasal dari
lafazh thalaq.
Dengan
redaksi talak di atas, jatuhlah talak, baik bergurau, main-main ataupun tanpa
niat. Kesimpulan ini didasarkan pada hadits dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi
saw, beliau bersabda, ”Ada tiga
hal yang sungguh-sungguh, jadi serius dan gurauannya jadi serius (juga) :
nikah, talak, dan rujuk.” (HR. Hasan dan Tirmidzi).
b. Talak
kinayah
Talak kinayah (
sindiran), yaitu kalimat yang masih ragu-ragu, boeh di artikan untuk perceraian
nikah atau yang lain, seperti kata suami, pulanglah
engkau ke rumah keluargamu, atau pergilah
dari sini, dan sebagainya. Kalimat sindiran ini bergantung pada niat,
artinya kalau tidak diniatkan untuk perceraian nikah, tidaklah jatuh talak,
kalau diniatkan untuk menjatuhkan talak barulah menjadi talak.
Pengertian talak di atas maka
tidak terjadi talak, kecuali diiringi dengan niat. Jadi apabila sang suami
menyertai ucapan itu dengan niat talak maka jatuhlah talak; dan jika tidak maka
tidak terjadi talak.
Dari Aisyah r.a. berkata, Tatkala puteri al-Jaun
menikah dengan Rasulullah saw. dan beliau (kemudian) mendekatinya, ia
mengatakan, ”’Auudzubillahi minka (aku berlindung kepada Allah darimu). Maka
kemudian beliau bersabda kepadanya, ”Sungguh engkau telah berlindung kepada
Dzat Yang Maha Agung, karena itu hendaklah engkau bergabung dengan
keluargamu.” (HR.Shahih, Fathul Bari, dan
Nasa’i).
Dari
Ka’ab bin Malik r.a., ketika ia dan dua rekannya tidak bicara oleh Nabi
saw, karena mereka tidak ikut bersama beliau pada waktu perang Tabuk, bahwa
Rasulullah saw pernah mengirim utusan menemui Ka’ab (agar menyampaikan pesan
Beliau kepadanya), ’Hendaklah engkau menjauhi isterimu!” Kemudian Ka’ab
bertanya, ”Saya harus mentalaknya, ataukah apa yang harus aku lakukan?” Jawab
Beliau, ”Sekedar menjauhinya, jangan sekali-kali engkau mendekatinya.” Kemudian
Ka’ab berkata, kepada isterinya, ”Kembalilah engkau kepada keluargamu.” (Muttafaqun ’alaih).
2.
Talak Dilihat dari Sudut Ta’liq dan Tanjiz
Talak berbentuk Munajazah dan berbentuk
mu’allaqah.
a. Talak
Munajazah
Talak
Munajazah ialah pernyataan talak yang sejak dikeluarkannya pernyataan tersebut
pengucap bermaksud untuk mentalak, sehingga ketika itu juga jatuhlah talak.
Misalnya: ia berkata kepada isterinya : “Engkau tertalak”.
Hukum
talak munajazah ini terjadi sejak itu juga, ketika diucapkan oleh orang yang
bersangkutan dan tepat sasarannya.
b. Talak Mu’allaq
Talak
Mu’allaq ialah seorang suami menjadikan jatuhnya talak bergantung pada syarat.
Misalnya, ia berkata kepada isterinya: Jika engkau pergi ke tempat, maka engkau
ditalak.
Hukum talak mu’allaq
ini apabila dia bermaksud hendak menjatuhkan talak ketika terpenuhinya syarat.
Maka jatuh talaknya sebagaimana yang diinginkannya.
Adapun manakala yang
dimaksud oleh sang suami dengan talak mu’allaq, adalah untuk menganjurkan (agar
sang isteri) melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu atau yang semisalnya,
maka ucapan itu adalah sumpah. Jika apa yang dijadikan bahan sumpah itu tidak
terjadi, maka sang suami tidak terkena kewajiban apa-apa, dan jika terjadi,
maka ia wajib membayar kafarah sumpah.
3.
Talak Dilihat dari Segi Argumentasi
Talak terbagi kepada
talak sunni dan talak bid’i
a. Talak
sunni
ialah
seorang suami menceraikan isterinya yang sudah pernah dicampurinya sekali
talak, pada saat isterinya sedang suci dari darah haidh yang mana pada saat
tersebut ia belum mencampurinya.
Firman
Allah SWT:
$pkr'¯»t ÓÉ<¨Z9$# #sÎ) ÞOçFø)¯=sÛ uä!$|¡ÏiY9$# £`èdqà)Ïk=sÜsù ÆÍkÌE£ÏèÏ9 (#qÝÁômr&ur no£Ïèø9$# ( ............
Artinya:”Hai Nabi apabila kamu akan menceraikan
isteri-isterimu, maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat
(menghadapi) iddahnya yang wajar.” (QS.At-Thalaq:1).
Nabi saw menjelaskan maksud ayat di
atas sebagai berikut :
Ketika Ibnu Umar
menjatuhkan talak pada isterinya yang sedang haidh, maka Umar bin Khattab
menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah saw lalu beliau menjawab, ”Perintahkan anakmu supaya ruju’ (kembali) kepada isterinya itu
kemudian teruskanlah pernikahan tersebut hingga ia suci dari haidh, lalu haidh
kembali dan kemudian suci dari haidh yang kedua. Lalu jika berkehendak ia boleh
menceraikannya sebelum ia diceraikan.” (Muttafaqun ’alaih).
b. Talak
Bi’i
Talak
bid’i ialah talak yang di jatuhkan suami pada istrinya, dan istrinya dalam
keadaan haid, atau bermasalah dalam pandangan syar’i. Misalnya seorang suami
mentalak isterinya ketika ia dalam keadaan haidh, atau pada saat suci namun ia
telah mencampurinya ketika itu atau menjatuhkan talak tiga kali ucap, atau
dalam satu majlis.
4.
Talak Ditinjau dari Segi Boleh Tidaknya
Rujuk
Talak terbagi menjadi
dua yaitu talak raj’i (suami berhak untuk rujuk) dan talak ba’in (tak ada lagi
hak suami untuk rujuk kepada isterinya).
a. Talak Raj’i
Talak raj’i adalah talak isteri yang sudah
didukhul (dicampuri) tanpa menerima pengembalian mahar dari isteri dan sebagai
talak pertama atau talak kedua.
Wanita yang dijatuhi talak raj’i suami berhak untuk rujuk dan dia berstatus
sebagai isteri yang sah selama dalam masa iddah, dan bagi suami berhak untuk
rujuk kepadanya pada waktu kapan saja selama dalam massa iddah dan tidak
dipersyaratkan harus mendapat ridha dari pihak isteri dan tidak pula izin dari
walinya.
Allah SWT berfirman:
àM»s)¯=sÜßJø9$#ur ÆóÁ/utIt £`ÎgÅ¡àÿRr'Î/ spsW»n=rO &äÿrãè% 4 wur @Ïts £`çlm; br& z`ôJçFõ3t $tB t,n=y{ ª!$# þÎû £`ÎgÏB%tnör& bÎ) £`ä. £`ÏB÷sã «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# 4 £`åkçJs9qãèç/ur ,ymr& £`ÏdÏjtÎ/ Îû y7Ï9ºs ÷bÎ) (#ÿrß#ur& $[s»n=ô¹Î) 4 £`çlm;ur ã@÷WÏB Ï%©!$# £`Íkön=tã Å$rá÷èpRùQ$$Î/ 4 ÉA$y_Ìh=Ï9ur £`Íkön=tã ×py_uy 3 ª!$#ur îÍtã îLìÅ3ym ÇËËÑÈ
Artinya:
”Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’.
Tidak boleh menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya jika mereka
beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak
merujuknya dalam masa menanti (berakhirnya masa iddah) itu jika mereka (para
suami) itu menghendaki ishlah.” (Al-Baqarah:228).
b.
Talak
Ba’in
Talak ba’in ialah Suami melafazkan talak tiga atau
melafazkan talak yang ketiga kepada isterinya. Isterinya tidak boleh dirujuk
kembali. Si suami hanya boleh merujuk setelah isterinya berkahwin lelaki lain,
suami barunya menyetubuhinya, setelah diceraikan suami barunya dan telah habis
idah dengan suami barunya.
Talak
ba’in di bagi menjadi 2 yaitu Talak ba’in sugrhra dan talak ba’in kubra
a.
Talak
Ba’in Sughra
Talak ba'in sughra adalah talak yang dijatuhkan suami pada istrinya
(talak 1 dan 2)yang telah habis masa iddahnya. suami boleh rujuk lagi dengan
istrinya, tetapi dengan aqad dan mahar yang baru.
b.
Talak
ba’in Kubra
Talak ba'in
kubra adalah talak yang dijatuhkan suami pada istrinya bukan lagi talak 1 dan 2
tetapi telah talak 3. dalam hal ini, suami juga masih boleh kembali dengan
istrinya, tetapi dengan catatan, setelah istrinya menikah dengan orang lain dan
bercerai secara wajar. oleh karena itu nikah seseorang dengan mantan istri
orang lain dengan maksud agar mereka bisa menikah kembali (muhallil) maka ia
dilaknat oleh Rasulullah SAW. dalam salah satu haditsnya.
*
Talak dua: pernyataan talak yang dijatuhkan sebanyak dua kali dan memungkinkan
suami rujuk dengan istri sebelum selesai masa iddah
* Talak tiga: pernyataan talak yang bersifat
final. Suami dan istri tidak boleh rujuk lagi, kecuali sang istri pernah
dikawini oleh orang lain lalu diceraikan olehnya.
5. Bilangan
Talak
Tiap-tiap orang
merdeka berhak menalak istrinya dan talak satu sampai talak tiga. Talak satu
atau dua masih boleh rujuk (kembali) sebelum abis masa iddahnya, dan boleh
menikah kembali sesudah iddah.
Firman Allah SWT dalm Qs. Al-
Baqarah ayat 229:
ß,»n=©Ü9$#
Èb$s?§sD
( 88$|¡øBÎ*sù
>$rá÷èoÿÏ3 ÷rr& 7xÎô£s?
9`»|¡ômÎ*Î/
3 wur @Ïts öNà6s9 br&
(#räè{ù's?
!$£JÏB £`èdqßJçF÷s?#uä $º«øx©
HwÎ) br&
!$sù$ss
wr& $yJÉ)ã yrßãm
«!$# (
÷bÎ*sù ÷LäêøÿÅz wr& $uKÉ)ã yrßãn
«!$# xsù yy$oYã_
$yJÍkön=tã
$uKÏù ôNytGøù$# ¾ÏmÎ/
3 y7ù=Ï? ßrßãn
«!$# xsù $ydrßtG÷ès? 4
`tBur
£yètGt yrßãn
«!$# y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqãKÎ=»©à9$#
ÇËËÒÈ
Artinya:“Talak
(yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang
ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu mengambil
kembali sesuatu dari yang Telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau
keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu
khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum
Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh
isteri untuk menebus dirinya[144]. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah
kamu melanggarnya. barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah
orang-orang yang zalim.”
Adapun talak tiga tidak boleh rujuk
atau kawin kembali, kecuali apabila si perempuan telah menikah dengan orang
lain dan telah di talak pula oleh suaminya
yang kedua itu.
Firman Allah SWT QS. Al-Baqarah
ayat 230;
bÎ*sù $ygs)¯=sÛ
xsù @ÏtrB ¼ã&s!
.`ÏB ß÷èt/ 4Ó®Lym yxÅ3Ys?
%¹`÷ry
¼çnuöxî
3 bÎ*sù
$ygs)¯=sÛ
xsù yy$uZã_
!$yJÍkön=tæ br&
!$yèy_#utIt
bÎ)
!$¨Zsß br&
$yJÉ)ã yrßãn
«!$# 3
y7ù=Ï?ur ßrßãn
«!$# $pkß]Íhu;ã 5Qöqs)Ï9 tbqßJn=ôèt
ÇËÌÉÈ
Artinya: “Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah Talak yang
kedua), Maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan
suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, Maka tidak
ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali
jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah
hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui.”
Memang perempuan itu
boleh menikah dengan suaminya yang pertama jika perempuan itu sudah menikah
dengan laki-laki lain , serta sudah campur dan dan sudah pula diceraikan oleh
suaminya yang kedua itu, dan sudah habis pula iddahnya dari perceraian yang
kedua. Tetapi perlu di ingat, hendaklah pernikahan yang kedua itu dengan
benar-benar dengan kesukaan menurut kemauan yang kedua, dan benar-benar
kesukaan perempuan, bukan kehendak suami yang pertama. Tegasnya, bukan dengan
maksud supaya ia dapat menikah kembali dengan lelaki yang pertama, memang
betul-betul dengan niat akan kekal, tetapi untung dan nasib tidak mengizinkan
pernikahan yang kedua ini kekal. Adapun disengaja supaya dia dapat kembali
kepada suami yang pertama, perbuatan seperti ini tidak di izinkan oleh agama
islam bahkan di murkai.
C. Rujuk
1. Pengertian
Rujuk
Kata rujuk berasal dari kata bahasa
arab yaitu “raja’a-yarji’i,rujk’an” yang berarti kembali dan
mengembalikan, sedangkan secara terminologi, rujuk artinya kembalinya seorang
suami kepada istrinya yang di talak raj’i, tanpa melalui perkawinan dalam masa
iddah. Rujuk disini adalah
mengembalikan status hukum perkawinan secara penuh.
2.
Hukum Rujuk
a.
Wajib, khusus bagi
laki-laki yang mempunyai istri lebih dari satu, jika salah seorang di talak
sebelum gilirannya di sempurnakan nya.
b.
Haram, apabila rujuk
itu istri lebih menderita.
c.
Makruh jika diteruskan,
bercerai akan lebih abik bagi suami istri.
d.
Sunnah jika rujuk akan
membuat lebih baik dan mafaat bagi suami istri.
3.
Rukun Rujuk
a.
Istri syaratnya pernah
di campuri talak raj’i dan masih dalam masa iddah, istri yan g tertentu yaitu
kalau suami menalak beberapa istrinya kemudian ia rujuk dengan salah satu dari
mereka dengan tidak ditentukan siapa yang di rujukkan maka rujuk nya tidak sah.
b.
Suami, syaratnya atas
kemauan sendiri dan tidak di paksa
c.
Saksi yaitu dua orang
laki-laki yang adil
d.
Sighat (lafal) rujuk
4.
Hukum Rujuk terhadaap
Talak
a.
Hukum Rujuk Terhadap
Talak Raj’i
Kaum muslimin telah sepakat bahwa suami
mempunyai hak meruju’ istrinya selama istrinya masih dalam masa iddah, dan
tgidak atau tanpa pertimbangan seorang istri atau persetujuan seorang istri.
b.
Hukum Rujuk Terhadap
Talak Ba’in
Talak ba’in dengan bilanga talak
kurang dari tiga, dan ini terjadi pada istri yang belum di gauli tanpa di
perselisihkan.
5.
Hikmah Rujuk
a.
Dapat menyambung semula
hubungan suami isteri untuk kepentingan kerukunan numah tangga
b.
Membolehkan seseorang
berusaha untuk rujuk meskipun telah berlaku perceraian.
c.
Membolehkan seseorang
berusaha untuk rujuk meskipun telah berlaku perceraian.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
1.
Talaq adalah melepas ikatan
perkawinan dengan lafad talak atau yang semakna, atau menghilangkan ikatan
perkawinan dengan seketika atau rentang waktu jarak tertentu dengan menggunakan
lafad tertentu. Sedangkan rujuk yaitu kembalinya
seorang suami kepada istrinya yang di talak raj’i, tanpa melalui perkawinan
dalam masa iddah.
2.
Talak dilihat dari Segi Lafadz
a. Talak sharih
b. Talak
kinayah
Talak di lihat dari sudut Ta’liq dan tanjiz
a. Talak
Munajazah
b. Talak Mu’alaqah
Talak di lihat dari segi argumentasi
a. Talak Sunni
b. Talak Bid’i
Talak di lihat dari segi boleh tidaknya rujuk
a. Talak Raj’i
b. Talak Ba’in
3. Rukun Talak
·
Suami'''
(d)
Berakal
(e)
Baligh
(f)
Dengan kerelaan sendiri <br>
·
Isteri
(c)
Akad nikah sah
(d)
Belum diceraikan dengan talak tiga
oleh suaminya
·
Lafaz
(c)
Ucapan yang jelas menyatakan
penceraiannya
(d)
Dengan sengaja dan bukan paksaaan
Rukun
Rujuk
a.
Istri syaratnya pernah
di campuri talak raj’i dan masih dalam masa iddah, istri yan g tertentu yaitu
kalau suami menalak beberapa istrinya kemudian ia rujuk dengan salah satu dari
mereka dengan tidak ditentukan siapa yang di rujukkan maka rujuk nya tidak sah.
b.
Suami, syaratnya atas
kemauan sendiri dan tidak di paksa
c.
Saksi yaitu dua orang
laki-laki yang adil
d.
Sighat (lafal) rujuk
4.
Hukum Rujuk
a.
Wajib, khusus bagi
laki-laki yang mempunyai istri lebih dari satu, jika salah seorang di talak
sebelum gilirannya di sempurnakan nya.
b.
Haram, apabila rujuk
itu istri lebih menderita.
c.
Makruh jika diteruskan,
bercerai akan lebih abik bagi suami istri.
d.
Sunnah jika rujuk akan
membuat lebih baik dan mafaat bagi suami istri.
5. Hikmah talak
dan rujuk
a. Dapat menyambung semula hubungan suami isteri untuk kepentingan kerukunan rumah
tangga
b. Membolehkan seseorang berusaha untuk rujuk meskipun telah berlaku
perceraian.
c. Membolehkan seseorang berusaha untuk rujuk meskipun telah berlaku
perceraian.
DAFTAR
PUSTAKA
·
H.Sulaiman
Rasyid, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo,2000
·
Sayyid
Sabiq, Fiqih sunnah, Bandung: Alma’arif,1973
Label: MAKALAH
1 Comment:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
Play Blackjack, 평택 출장안마 Blackjack online with Dr.MCD 경산 출장안마 for Free - 안양 출장안마 No Download or Registration Required! Learn More. Try the Game Today! Rating: 당진 출장샵 3.8 · 25 대구광역 출장마사지 votes